Google

Tuesday, December 30, 2008

MENGELOLA PAUT [1] A. MARTUTI

MEMAHAMI 36 SIFAT PENDIDIK
YANG MENGAHAMBAT PEMBELAJARAN
Buku ini mencermati sifat pendidik yang acap kali melahirkan sikap menghambat pembelajaran, dikreasi dengan cantik oleh A.Martuti, bahkan disertakan halaman-halaman yang menggugah dengan tulisan yang tebal, sebagai tanda penekanan.
Sangat dianjurkan untuk dikoleksi para Guru TK, karena kehadiran sifat penghambat ini mengalir tidak terasa. Yang sangat di kawatrirkan justru menjadi habit, bahkan membatu menjadi budaya.
36 sifat penghambat itu diracik dalam bahasan dengan judul bab sebagai berikut:
  1. Mersa Diri paling Benar
  2. Merasa Paling Tahu
  3. Membiarkan Anak Merasa selalu Benar
  4. Banyak Melarang VS Menuruti Kemampuan Siswa
  5. Bukan Pendengar yang Baik
  6. Terburu-buru Mengambil Kesimpulan
  7. Memotong Pembicaraan Yang Belum Selesai
  8. Cenderung Memberi Hukuman Fisik
  9. Tidak Konsekuen dengan Kesepakatan
  10. Mudah Memaklumi
  11. Mudah Marah
  12. Mudah Menyerah dan Lembek
  13. Suka Berteriak dan Mengancam
  14. menakuk-nakuti Agar Anak Mau Menurut
  15. Mudah Terpancing
  16. Menekankan Kesalahan Lupa Mengahargai Prestasi
  17. Mengungkit-ungkit Kesalahan yang Sudah Lewat
  18. Berbicara Tidak Jelas
  19. Suka Mengungkapkan Sesuatu dengan Sindiran
  20. Terpaku pada Hasil, Kurang Menghargai Proses
  21. Mengajarkan Balas Dendam
  22. Suka Menggioda dan Mengolok-olok
  23. Suka Membanding-bandingkan
  24. Memanggil dengan Julukan yang Jelek
  25. Mengalihkan Perhatian
  26. Melempar Tanggung Jawab
  27. Beda Hati Beda Suara
  28. Tidak Bisa Menghargai Kekonyolan Anak
  29. Tidak Memberi Ksempatan Ankan Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
  30. Tidak Memberi Rasa Aman Pada Anak
  31. Tidak Sabar Meladeni Keinginan Tahu Anak
  32. Membiarkan Anak Suka Memerintah dan Tidak Mandiri
  33. Tidak Peka pada Anak Berkebutuhan Khusus
  34. banyak Berjanji dan Selalu Mengualng-ngulan
  35. Tidak Menjaga Hubungan Erat dengan Anak Didik
  36. Memberikan Tanggung Jawab di Luar Batas Kemampuan Anak

Data Buku:

JUDUL: Mengelola Paud--Memahami 36 Sifat Pendidik Yang Menghambat Pembelajaran

PENULIS: A.Martuti

PENERBIT: Kreasi wacana- Perum Sidorejo Bum,i Indah [SBI] Blok F 156 Bantul. 55182. E-mail ; kreasiwcn@yahoo.com. website: http://www.kreasiwacana.com/

CETAKAN: Desember 2008

ISBN: 978-602-80001-19-9

TEBAL: x + 166


Tuesday, December 23, 2008

MEREDAM BULLYING-PONNY RETNO ASTUTI

Kita tentunya maklum, bahwa akibat Bullying itu membuat seorang-orang menjadi gundah gelisah, perasaan tertekan oleh karena pelaku bullying menguasai korban. Kondisi lanjutnyan adalah timbulnya kesakitan fisik dan psikologis, perecayaam diri [self-esteem] yang merosot, malu, trauma, tak mampu menyerang balik, serba salah, dan taku sekolah [school phobia], atau menderita ketakutan social [social phobia], bahkan cenbderung ingin bunuh diri.
Buku ini menawarkan solusi, dalam bentuk startegi pengentasan. Meneurut buku ini, strategi untuk mengatasi bullying itu antara lain:
  1. Staregi yang menekankan pada bukti nyata [factual evidence] dan rationale untuk perubahan [empirical-rational]
  2. Strategi yang melibatkan re-edukasi dan kesepakatan pada norma-norma baru [normative-re-educative]
  3. Strategi yang menekankan orang untuk berubah [power-corcive]

Dalam buku ini juga dipaparkan bagaimana upaya praktis dalam melakukan pengawasan, membimbing, dan melakukan intervensi dalam kasu bulyying.

  • Memberikan contoh bagaiman berteman baik;
  • Mermberikan contoh pada siswa untuk mampu mengontrol diri;
  • Memberikan penjelasan bahwa agresi kekerasn [violent aggression] tak dapat diterima;
  • Menghentikan setiap tindakan agresi secepatnya;
  • Melakukan identifikasi dan penyebutan [naming] atas efek agresi;
  • Menggambarkan/menjelaskan kondisi korban atas perilaku agresi
  • Mengajarkan pola hubungan yang empatik dan membimbing

Tentunya masih banyak hal yang lebih dahsyat di kupas tuntas buku ini. Sangat dianjurkan untuk dimiliki perpustakaan Taman Kanak-kanak, karena Guru yang dimodali pengetahuan tentang kekerasan [bulyying], akan lebih cepat mengatasi dan mengadaptasikannya. Ingat pula adigium ini “Lebih baik mencegah dari pada mengobati”, mengobat bullying itu sulit!!!!.

Data buku:
JUDUL: Meredam Bullying—3 cara efektif
PENULIS: Ponny Retno Astuti
PENERBIT:PT Grasindo.—Kompas Gramedia
TEBAL: xii + 140 hlm. 15 x 23 cm.
ISBN: 978-979-025-464-0
CETAKAN: I--2008

Sunday, September 14, 2008

BILA ANAK USIA DINI BERSEKOLAH

Anak usia dini ternyata juga dapat menyibukkan pikiran orang tua, apalagi ketika anak itu memasuki jenjang pra-sekolah. Setumpuk, bahkan segudang rayuan akan meluncur dari bibir sang orangtua agar anak mau bersekolah. Adakalanya mudah, namun adanya juga yang harus menuai kesulitan. Lebih sulit lagi jika anak kita sangat labil, artinya saat-saat tertentu anak-anak mogok.
Persoalan ini acapkali terjadi, dan setiap permulaan sekolah hampir dipastikan problema ini selalu muncul, seperti musiman.
Orangtua selalu memeras otak untuk masalah ini, kadangkala harus dibayar orang tua untuk cuti kerja, hanya untuk melancarkan rayuan agar anak mau masuk sekolah.
Kasus-kasus ini ternyata memberi perhatian khusus kepada seorang-orang Derry Iswindharmanjaya dengan kawan-kawannya untuk bersolusi, agar orang tua yang memiliki problem terkait kasus anak usia dini dapat diatasi. Solusi itu telah dibukukan, dan sangat dianjurkan untuk dimiliki pasangan keluarga muda, agar ketika mendapatkan problema anak akan cepat diatasi.
Data Buku :
JUDUL: Bila Anak Usia Dini Bersekolah
PENULIS: Derry Iswidharmanjaya,+ B. Sekarjati Svastiningrum
PENERBIT: PT Elex Media Komputindo—Kelompok Gramedia—Jakarta
ISBN: 978-979-27-2137-9
CETAKAN: I—2008
TEBAL: vii + 95
ISI BUKU :
  • Kesiapan Anak Usia Dini Untuk Memulai Pendidikan Formal
  • Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kemandirian Anak Usia Dini
  • Kasus-Kasus yang Terjadi Saat Anak Usia Dini Memasuki Lingkungan Sekolah
  • Tip-Tip untuk meningkatkan Kemandirian Anak Usia Dini Menjelang Sekolah
  • Tiap menyiapkan Keyrampilan dan Mental Anak Usia Dini Sebelum Masuk Sekolah

Sadapan Ringkas:
[ORANG TUA ADALAH GURU PERTAMA]

Sebenarnya kesiapan dan kematangan seorang anak tergantung dari poa pendidikan dari rumah.
Orang tua adalah guru pertama untuk anak, sedangkan anak adalah pendidik terbaik bagi dirinya sendiri. Banyka orang tua khususnya di Indonesia yang berpikir bahwa anak-anaknya dapat mulai belajar ketika ia bersekolah. Karena itu, kebanyakan orang tua menyerahkan pendidikan sepenuhnya ada di tangan para pendidik di sekolah.
Pendpata tersebut tidaklah tepat sebaiknya diubnah, sebab hal itu akan berdampak buruk bagi perkembangan kecerdasan anak. Anda tidak perlu meunggu ketika Anda bersekolah untuk mengajarkan bersosialisasi, membaca atau berhitung. Dengan demikian ketika anak tersebut mulai bersekolah ia pun dapat menikmati tanpa rasa was-was.

RASA PERCAYA DIRI MENDONGKRAK KEMANDIRIAN:
Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuann yang dimili serta dapat dimanfaatkan secra tepat. Karena itu, percaya diri dapat dikatakan sebagai modal dasar untuk mengembangkan kemampuan diri
Sikap over protective orang tua adalah pola sikap yang menjegal kemandirian anak sehingga anak menjadi seorang yang kurang percaya diri. Karena itu, mulaialah untuk menaruh kepercayaan pada anak Anda bahwa ia bisa melakukannya.

MOGOK—SCHOOL PHOBIA

Bosan dengan rutinitas sekolah, takut karena ada teman sekelas yang suka menggangu, bisa karena ada PR yang tidak terkerjakan, bahkan ada juga yang tanpa alas an, dapat juga membuat mogok sekolah.
Sebenarnya kasus mogok sekolah yang menimpa anak usia dini bida diatasi. Peran serta orang tua sangatlah vital. Orang tua sebenarnya berperan serta untuk meyakinkan bahwa anaknya nyaman dan aman berada disekolah.
Ingat! Jika anak masih bersikukuh mogok sekolah bahkan sudah menyebakan gejala kronis, seperti deeman, diare, atau mungkin batuk-batuk, anak tersebut telahmengalami school phobis. Ini adalah masalah yang cukup berat kerena menyanghkut sisi kejiwaan anak. Bila nantinya anak telah sembuh dari gejala fisiknya, untuk sementara dampingilah anak tersebut ketika ia kembali sekolah, hingga ia merasa yakin bahwa dirinya benar-benar merasa nyaman.

Friday, September 5, 2008

HARI PERTAMAKU DI SEKOLAH

Pemandangan yang sudah biasa terjadi, jika hari pertama murid baru Taman Kanak-Kanak masuk, jumlah muridnya berlipat dua hingga tiga kali. Keadaan ini karena di hari pertama murid baru selalu diantar oleh orang tuanya, bahkan nenek atau kekek ikut larut disuasana ini. Jelasnya mereka sebagai siswa belum siap untuk ditinggalkan. Orang pun maklum atas kejadian ini, karena pertama kali masuk sekolah, seorang anak harus berkenalan dulu dengan lingkungan yang baru, dan hal ini tidak mudah.
Dikatikan dengan hakikat sekolah taman-kanak-kanak itu, sesungghynya untuk menciptakan kemandirian ke jenjang skolastik, maka pemberian pembelajaran kepada siswa untuk mandiri adalah bagian proses. Di sinilah perlunya kerjasama antara orang tua dan sekolah, sehingga kemandirin untuk bersekolah segera terwujud.
Solusi cerdas atas problematika ini telah dipecahkan oleh Ery Soekresno dengan kawan-kawan, dari hasii pengamatan dan praksisnya terlahirlah buku berjudul “Hari Pertamaku Di sekolah”
Buku ini berisikan kiat-kiat bagaimana orang tua melatih anaknya agar mandiri alias bisa ditinggalkan ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Data Buku :
JUDUL: Hari Pertamaku Di sekolah
PENULIS : Ery Soekresno-Sumarti. M. Tahhir dan Setyorini Pardiyati
PENERBIT: Read! Publishing Hpuse [Kelompok Mizan]. Jl. Cinambo No. 137 Cisaranten Wetan Bandung. 40294. Telp. [022] 7834315. E-mail : readpublishinghouse@yahoo.com
CETAKAN: I—2006
ISBN: 979-2828-17-X
TEBAL: 96 hlm: 19 cm
Kata kunci untuk orang tua: [Dua langkah yang harus dilakukan]

  1. Belajar mengatasi ketakutan terhadap ketidaktahuan anak tentang sekolah
  2. Belajar mengatasi ketakutan yterhadap perpisahan dengan orang tua

MENGATASI PERISAHAAN
Ada beberapa tahapan yang akan membatu anak dalam mengatasi perpisahan di hari pertamanya masuk sekolah:



  1. Tenang
    Tampilakan perasaan senang. Tersenyum, dan berilah anak ucapan salam dengan percaya diri. Apa pun reaksi anak, tetaplah tersenyum. Jangan tampilkan wajah cemas dan ragu
  2. Jangan Meninggalkan Anak Diam-diam. Jelaskan kepada anak, bahwa Anda akan meninggalkannya dengan ibu guru di sekolah. Ingat jika akan pergi, beri isyarat. Jangan beri ciuman. Jangan lkembali ketika mendengar anak menangis
  3. Biarkan Menangis:
    Rasanya tidak logis untuk meminta anak berhenti menangis. Biarkan anak menangis itulah ekspresi mereka
  4. Kembalilah Dengan Senyum
    Ketika orang tua dating menyemput, anak yang tadinya tenang munghkin akan menangis. Dia akan berlari lalu memeluk orang tua, lalu minta digendong. Atau, bisa jadi mereka malah mengabaikan orangtuanya. Kedua respon tersebut normal. Yang terpenting, orangtua harus tetap tenang dan ceria.

Friday, July 11, 2008

TAMAN KANAK-KANAK SAJA MEMBUAT BUKU PEDOMAN

FUN & SMART” ITULAH JARGON PG DAN TK AL IMAN SURABAYA
Pentingnya pendidikan usia dini sudah dirasakan bangsa ini, semua sekarang mencermati, penelitian diarahkan ke ranah ini, seminar di gelar di wilayah ini, dan banyak anggaran di curahkan di domain ini. Akibat banyak bermunculan Play Group, Penitipan Anak, Sekolah Taman Kanak-Kanak yang lumayan mutunya tumbuh dan berkembang di Bumi Pertiwi. Namun yang harus menjadi perhatian adalah hakikat sesungguhnya, jangan terbuai dengan wujud fisik sarana dan prasarana, lebih dari itu perhatian harus dicurahkan inti pembelajarannya.
Depo bebarapa waktu yang lalu di undang untuk melakukan tour facility [mengujungi langsung sarana-dan prasarana] sebuah TK yang terletak di kawasan Kota Surabaya. Pada kesempatan itu Depo juga diminta memberikan pelatihan kepada Guru-guru TK itu. Menurut beberapa informasi TK ini merupakan TK percontohan, dan memilki model pembelajaran yang unique, yakni model “Class Mowing”. Dalam prosesnya, siswa tidak stasioner dalam kelas, namun cenderung dinamis, dengan kelas-kelas yang berubah-ubah atau berpindah-pindah, dari kelas satu ke kelas yang lain.
Tentunya bukan hanya keunik-an, namun dilandasi sebuah teori bahwa anak usia dini itu dalam masa “Usia-Emas” disinilah mereka diajak mengeksplorasi pengetahuan lewat kelas-kelas yang tidak membosankan. Kelas ini diberinama sentra, atau dinyatakan sebagai kelas yang memiliki thema-thema tertentu.
TK ini memiliki 8 sentra [kelas berthema], antara lain:
  1. Sentra Agama
  2. Sentra Sain
  3. Sentra Konstruksi
  4. Sentra Eksplorasi
  5. Sentra Musik dan Olah Tubuh
  6. Sentra Seni & Kreasi
  7. Dll.

Menariknya sekolah milik Yayasan Masjid Al-Iman ini, memiliki Buku Pedoman Program Kegiatan, layaknya Pedoman di Perguruan Tinggi. Melalui pedoman ini orang tua/wali murid akan dapat mengetahui lebih dini apa saja yang diajarkan dan manfaat apa saja yang akan didapatkan.
Dengan buku pedoman ini secara tidak langsung terbangun jembatan yang cantik, yang menguhubungkan komunikasi atau silaurakhmi antara sekolah dan orang tua wali.
Depo menyarankan kepada TK atau PG yang belum mengkreasi buku semacam ini dapat melakukan Benchmarking/studi banding atau lainnya, ke TK ini.
Alamat Kontak:
Yayasan Masjid Al-Iman. Lembaga Pendidikan Islam PG-TK AL-Iman. Jl.Sutorejo tengah X/4 Telp. 031-5981007 Surabaya. E-mail: al.imansby@gmail.com

Wednesday, June 18, 2008

KENALI “BULLYING “ atau KEKERASAN.

Bullying adalah kekerasan yang acapkali singgah di zone sekolah, jika hal ini tidak dicermati akan berdampak panjang pada psikologi anak. Kehadiran tanpa diundang, karena fenomena ini hadir bersama keunikan anak itu sendiri. Anak-anak sebagai individu memiliki kekhasan [personality trait], jika anak itu memiliki personalitas yang lemah cenderung dimanfaatkan oleh temanya yang memiliki tamperamen lebih. Jika hal ini terjadi di kisaran anak usia dini [prasekolah] akan, akan memberatkan tugas guru, karena di kisaran ini seharusnya, dilakukan upaya-upaya persiapan anak untuk memasuki sekolah.
Depo ini menemukan buku yang pantas untuk diketahui oleh siapa saja, yang terlanjur dianugerahi rasa cinta kepada anak. Depo merasa bahagia ketika menemukan buku ini, disamping perannya seperti sebuah universitas, sehingga seorang-orang yang telah membaca buku ini merasa langsung paham dan langsung mampu mengaplikasikan. Buku ini juga berperan seperti ensiklopedia, juga semacam buku panduan.
Detil Buku:
JUDUL : Bullying. Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak
PENULIS: Ariobimo Nusantara
PENERBIT : PT Grasindo Jakarta.
ISBN: 978-979-025-107-6
CETAKAN : 2008
HALAMAN: IX + 125
[Buku ini buah pengabdian tak terhingga Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa)]

Apa itu Bullying?
Bullying adalah sebuah situasi di mana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seorang-orang atau kelompok. Pihak yang kuat di sini tidak hanya berarti kuat dalamukuran fisik, tetapi bisa juga kuat secara mental. Dalam hal ini sang korban bulyying tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik dan atau mental.
Apa saja wujudnya?
Terdapat beberapa jenis dan wujud bullying, tetapi secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga kategori:
  1. bullying fisik
  2. bullying non fisik
  3. bullying mental/piskologis

Ciri Bullying Fisik:

  • menampar
  • menimpuk
  • menginjak kaki
  • menjegal
  • meludahi
  • memalak
  • melempar dengan barang
  • menghukum dengan berlari keliling lapangan
  • menghukum dengan casa push-up [fisik]
  • menolak

Ciri Bullying Verbal:

  • memaki
  • menghina
  • menjuluki
  • meneriaki
  • mempermalukan di depan umum
  • menuduh
  • menyoraki
  • menebar gosip
  • memfitnah
  • menolak

Ciri Bullying Mental:

  • memandang sinis
  • memandang penuh ancaman
  • mempermalukan di depan umum
  • mendiamkan
  • mengucilkan
  • mempermalukan
  • meneror lewat HP, SMS, E-mail dll
  • memandang yang merendahkan
  • memlototi
  • mencibir

Bullying sebagai faktor penghambat:
Bullying adalah penghambat besar bagi seorang-orang untuk mengatualisasi diri. Bullying tidak memberi rasa aman dan nyaman, membuat para korban bullying mersa takut dan terintimidasi, rendah diri serta tak berharga, sulit konsentrasi dalam belajar, tidak bergerak untuk bersosialisasi dengan lingkunganya, enggan bersekolah, pribadi yang tak percaya diri dan sulit berkomunikasi, sulit berpikir jernih sehingga prestasi akademisnya dapat terancam.

Mengapa anak itu menjadi bully.

  • Karena mereka pernah menjadi korban bullying
  • ingin menujukkan eksistensi diri
  • ingin diakui
  • pengaruh tayangan TV yang negatif
  • senoiritas
  • iri hati
  • menutup kekurangan diri
  • mencari perhatian
  • balas dendam
  • iseng
  • sering mendapat perlakukan kasar di ramah tangga dan dari teman-teman
  • ingin terkenal
  • ikut-ikutan


Ciri yang biasa dijadikan korban:

  • isik lemah/kecil
  • berpenampilan lain
  • sulit gaul
  • siswa yang rendah diri
  • anak yang canggung
  • anak yang memiliki aksen bicara yang berbeda
  • anak yang dianggap menyebalkan
  • anak yang cantik/ganteng atau sebaliknya
  • anak orang kaya atau sebaliknya
  • anak yang gagap
  • anak yang dianggap sering argumentasi terhadap bully

[Wusana kata: Guru atau orang tua harus mengenali, masalah ini dan mengambil peran mendekat kepada bully. Dengan terpaksa tidak dapat diposting secara lengkap, karena akan mencundangai hakl penerbit. Buku ini sangat pantas dimilki oleh guru-guru prasekolah/ guru TK]

Tuesday, May 27, 2008

BUKU PENDUKUNG BERMAIN SAMBIL BELAJAR DENGAN "AROMA" KE-ISLAMAN

Ketika Depo memberikan prasaran pada Seminar Nasional yang di selenggarakan oleh sebuah Yayasan yang bergerak di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia-- [Yayasan "TARGET JAWA TIMUR"]. Seminar itu membicarakan tentang "Permainan dan Pembelajaran" . Ketika pada sesi tanya jawab, terdapat beberapa partisipan yang ingin mengetahui lebih dekat hal ikhwal terkait dengan metode yang tepat untuk diterapkan di sekolah Islam, maksudnya adalah sekolah yang diselenggarakan oleh oraganisasi Islam. Tentunya pertanyaan itu yang ada sangkut pautnya dengan materi pembelajaran, startegi dan proses pembelajarannya. Penanya saat itu meragukan apakah lazim mengajarkan materi Agama kok melalui permainan. Keraguan tersebut haruslah dimaklumi, karena popularitas "permainan" untuk pengajaran yang terkait dengan citarasa KeIslaman bulum dapat dirasakan dan terpasarkan.
Depo ingin mengurai kegelisahan itu, untuk sementara hanya kami informasikan buku-buku yang dapat membantu memecahkan kegelisahan tersebut buku itu adalah:

Buku ini berisi sebanyak 40 model latihan dalam bentuk permainan, kecenderungan menggambarkan bagaimana membangun suatu pola sikap kebersamaan diantara para peserta. Kreativitas masih dikedepankan sehingga memenuhi sasaran. Kreativitas yang dimaksud adalah bentuk adaptasi dengan setting lingkungan sebenarnya.




JANGAN RAGU MENGGUNAKAN PERMAINAN, BERIKUT DAYA DUKUNG YANG MEYAKINKAN:

[I]
Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidaklah kamu memahaminya? [Q.S. Al An'am, 6:32]
[II]
Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? [Q.S. Al Mukminum, 23:115]
[III]
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main [Q.S. Al Anbiya, 21:16]
[IV]
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara kedauannya dengan

bermain-main [Q.S. Ad Dukhan, 44:38]

BUKU INI MEMBERI DUKUNGAN PARA GURU/PELATIH DALAM MELAKUKAN KEGIATAN OUTDOOR.

BUKU PENDUKUNG LAIN:

JUDUL : GAmes For Islamic Mentoring

PENULIS : Muhamas Ruswandi [Tim ILNA Learning Centre]

PENERBIT: PT. Syaamil Cipta Media Bandung

ISBN : 979-3529-92-4

HALAMAN : xiv, 92, 23,5 Cm.

Isi buku ini terdiri atas empat bagian, yaitu sebagai berikut:

  1. Bagian Dasar-dasar Keislaman.
  2. Bagian Pengembangan diri
  3. Bagian Dakwah dan Pemikiran Islam
  4. Bagian Sosial Kemasyarakatan

Kekuatan buku ini, disetting untuk pembelajaran yang efektif, oleh karena itu setiap bab terdiri atas enam bagian umum, yaitu:

  • judul;
  • tujuan;
  • langkah-langkah;
  • pertanyaan hikmah;
  • alat dan bahan
  • waktu;

WARNING BUKU:

Buku ini juga memberikan periingatan kepada mentee/pelatih/pemandu, utamanya terkait dengan penggunaan games yang salah. Terdapat beberapa kesalahan ataupun kesulitan dalam penggunaan games mentoring. Mentor/pelatih/pemandu yang tidak berpengalaman, merasa tidak aman, dan tanpa persiapan akan menggunkan games untuk membuang-buang waktu. Kesalahan berikutnya adalah, Games yang seharusnya fokus pada proses belajar, terselewengkan dengan dominasi kelucuan dan humor sehingga mengalihkan perhatian dari tujuan program secara keseluruhan.

PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN



PENGANTAR:
Kita sadar bahwa bermain adalah sebuah dunia yang penuh keragaman dan menyenangkan, barangkali lebih tepat bila dinyatakan “mengasyikkan”.
Siapa saja yang terlibat akan merasa terhibur dan senang, bahkan akan menjadi sebuah energi potensial yang tak tertandingi.
Terminologi bermain, melekat pada realitasnya, artinya seorang-orang akan merasakannya ketika melakukan. Hampir setiap orang dapat dipastikan paham akan makna bermain, tanpa harus mencari ensiklopedi, orang jadi mengerti. Hal ini dikarenakan bermain itu adalah bagian hidup dari manusia.
Bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan, oleh karenanya harus difungsikan dengan optimal, serta dimanfaatkan untuk berbagai tujuan
Proses pembelajaran seharusnya, memainkan fungsi-fungsi permainan, karena tujuan membelajarkan seorang orang akan tercapai manakala berada pada kondisi yang menyenangkan. Beberapa fenomena menunjukkan kepada kita, yakni munculnya sinyalemen negative kepada dunia pendidikan. Selanjutnya fenomena itu menjadikan seorang Paulo Fraire menorehkan potret empirinya, ke dalam buku “Pendidikan yang Menindas” [Pedagogy oppressed]. Fenomena itu terkesan dan mengesankan bahwa pendidikan seperti memenjara siswa. Oleh karenanya anak perlu dibebaskan, demikian kata Ivan Illich. Bahkan Nail Postman mengatakan bahwa pembelajaran merupakan aktivitas subversive.
Tentunya hal ini tidak terjadi manakala permainan diijeksikan sebagai metode pembelajaran. Dengan penerapan itu, maka pernyataan pendidikan sebagai penindasan, atau pembelajaran sebagai aktivitas subversi akan tereduksi.
Beberapa pakar psikologi berpendapat bahwa kegiatan bermain dapat menjadi sarana untuk perkembangan anak. Dengan melakukan permainan serta merta akan melatih fisiknya. Demikian juga akan terjadi pada kemampuan kognisinya..


MANUSIA ADALAH MAKHLUK BERMAIN
Pada hakikatnya dalam diri manusia tersimpan hasrat bermain yang tak terhingga kadarnya, oleh karenanya manusia tidak dapat dilepaskan dari masalah bermain. Misalnya kebutuhan akan berkumpul, berkelompok, bersinergi ataupun bersosialisasi, rasanya tidak dapat meninggalkan masalah bermain. Hampir tidak ada perbedaan dari jenjang usia, apakah itu orang dewasa, atau pun anak-anak. Dengan bermain, anak-anak akan mendapatkan berbagai pengalaman, melalui permainan anak-anak juga akan dapat mengekplorasi alam sekitarnya. Sementara orang dewasa membutuhkan daya relaksasi yang tinggi, karena berbagai hamparan permasalah hampir pasti datang dan jarang berhenti. Permainan adalah sarana yang mampu menyapu, dan menjadi solusi tetap dan tepat, karena permainan akan mengambil peran mediasi sekaligus mereduksi.


PENDAPAT PAKAR TENTANG PERMAINAN
  • Sederet Ahli Filsafat seperti Plato, Aristoteles, kemudian beberapa Ahli Pendidikan seperti Comenius, Rouseau, Pestalozi, Froebel, al-Ghazali, Avecenna [Ibnu Sina], dan Ibnu Khaldun menekankan betapa pentingnya permainan bagi seorang anak. Bagi mereka, bermain dipandang sebagai kegiatan alamiah, dalam memperoleh pengetahuan, pengalaman, alat menemukan kreativitas, serta sarana untuk mengembangkan kecerdasan.
  • Montenssori [1961], menggambarkan jika ketika anak bermain, dan berada dalam situasi keserasian, akan merekonstruksi sebuah kreativitas.
  • Zakiyah Derajat [1976], permainan mempunyai peranan penting dalam dalam pembinaan pribadi anak
  • Joan Freman dan Utami Menandar [1995], menyebutkan bahwa pada umumnya bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik,intelektual, sosial, moral, dan emosional.
  • Hughes [199], suatu kegiatan bermain harus memiliki lima syarat yakni:
  1. Mempunyai tujuan, yaitu permainan itu sendiri untuk mendapatkan kepuasan
  2. Memilih dengan bebas dan atas kehendak sendiri, tidak ada paksaan
  3. Menyenangkan dan dapat dinikmati
  4. Mengkhayal untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas
  5. Melakukan secara aktif dan sadar
  • Frank dan Theresia Caplan, enam belas hakikat bermain
  1. Membantu pertumbuhan anak
  2. Merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
  3. Memberikan kebebasan anak untuk bertindak
  4. Memberikan dunia khayal yang disukai anak
  5. Mempunyai unsur berpetualang di dalamnya
  6. Meletakkan dasar pengembangan bahasa
  7. Mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan antar pribadi.
  8. Memberikan kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
  9. Memperluas minat dan pemusatan perhatian
  10. Merupakan cara untuk menyelidiki sesuatu
  11. Merupakan cara anak memepelajari peran orang dewasa
  12. Merupakan cara dinamis untuk belajar
  13. Menjernihkan pemikiran anak
  14. Dapat distruktur secara akademis
  15. Merupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup
  16. Merupakan kekuatan hidup
  • MENGAPA PEMBELAJARAN PERLU RAGAM PERMAINAN

  • Ketika permainan menjadi wahana pembelajaran,
    menjadikan seorang pembelajar bukanlah hal yang sulit,. Karena dalam bermain terdapat unsur imajinasi dan kreasi. Disamping itu pula permainan memiliki kemampuan untuk mestimuli orang untuk berani. Permainan akan melepaskan simbol-simbol diri, dan menjadi sebuah entitas baru.
    Selanjutnya alasan-alasan lain yang melatari perlunya permainan, adalah:

    • Pada umumnya manusia sangat senang mobilitas, dari pada duduk berdiam diri, bergerak dan dinamis itulah jatidirinya.

    • Manusia dewasa maupun anak-anak sangat membutuhkan pengalaman yang kaya, bervariasi, bermakna sekaligus mengasyikkan.

    • Otak usia anak-anak sangat senang dengan hadirnya sesuatu yang baru, menarik, menantang, dan menakjubkan

    • Permainan cenderung menstimuli otak, apalagi dengan melibatkan indra manusia secara seluruhan [visual, audio, dan kinetic]. Dalam permainan semuanya akan terlibat.

    • Pengulangan [repetitive] diperlukan dalam pembelajaran, namun nuansa acapkali membonceng kebosanan. Permainan akan menjadi jembatannya

    • Fetique [kelelahan] selalu muncul dalam situasi yang kurang menyenangkan, dengan permainan hambatan ini menjadi terkurangi.

    TUJUAN PERMAINAN:

    • Membangun konsep diri
    • Mengembangkan kreativitas
    • Mengembangkan komunikasi
    • Mengembangkan aspek fisk dan motorik
    • Mengembangkan aspek sosial
    • Mengembangkan aspek emosi dan kepribadian
    • Mengembangkan aspek kognisi
    • Mengasah ketajaman penginderaan
    • Mengembangkan ketrampilan tari dan olahraga

    KECERDASAN YANG MUNCUL DALAM PERMAINAN:

    • Linguistic intelligence [word smart];
    • Logical-mathematical intelligence [number/reasoning smart]
    • Spatial intelligence [picture smart]
    • Bodily-Kinesthetic intelligence [body smart]
    • Musical intelligence [music smart]
    • Interpersonal intelligence [people smart]
    • Interpersonal intelligence [self smart]
    • Naturalist intelligence [nature smart]

    MANFAAT BERMAIN MENURUT PAKAR:

    [Diambil dari buku “Cerdas dan Cemerlang”. Prof, Joan Freeman dan Prof Utami Munandar 1966]

    1. Sebagai penyalur energi berlebihan yang dimiliki anak. Anak memiliki energi berlebihan karena terbebas dari segala macam tekanan, baik tekanan ekonomis mampun sosial, sehingga ia menggungkapkan energinya dalam bermain. (Sciller & Spericer)
    2. Sebagai sarana untuk menyiapkan hidupnya kelak dewasa. Melalui bermain, seorang-orang anak menyiapkan diri untuk hidupnya kelak jika dewasa. Misalnya, dengan bermain peran secara tidak sadar ia menyiapkam diri untuk peran atau pekerjaannnya di masa depan [Karl Groos]
    3. Sebagai pelanjut citra kemanusiaan. Melalui bermain anak melewati tahap-tahap perkembangan yang sama dari pekerjaan sejarah umat manusia [Teori Rekapitulasi]. Kegiatan-kegiatan seperti lari, melempar, memanjat, dan melompat, merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari generasi ke generasi [Stanley Hall]
    4. Untuk membangun energi yang hilang. Bermain merupakan medium untuk menyegarkan badan kembali [recovery] setelah bekerja selama berjam-jam [Lazarus]
    5. Untuk memperoleh kompensasi atas hal-hal yang tidak diperolehnya. Melalui kegiatan bermain, anak memuaskan keinginan-keinginannya yang terpendan atau tertekan.
    6. Bermain juga memungkinkan anak melepaskan perasaan-perasaan dan emosi-emosinya, yang dalam realitas tidak dapat diungkapkan [Mazhab Psikoanalisis].
    7. Memberi stimuli pada pembentukan kepribadian. Kepribadian terus berkembang dan untuk pertumbuhan yang normal, perlu ada rangsangan [stimuli], dan bermain memberikan stimulus ini untuk pertumbuhan [Appleton]


    FUNGSI PERMAINAN UNTUK MEMBENTUK KELOMPOK [TEAM BUILDING]

    Permainan sangat representative untuk membangun kekompakkan tim, kepemipinan, dan memecahkan permasalahan. Dengan permainan akan mengkodisi setiap individu untuk berempati terhadap orang lain, belajar bertanggungjawab dalam setiap tindakan, serta menerima perbedaan sebagai bentuk kekayaan kelompok. Dengan kekompakan kelompok dapat diberdayakan guna meningkatkan daya saing antar kelompok.

    FUNGSI PERMAINAN SEBAGAI PENYEGAR SUASANA [ENERGIZER]

    Perimanan dapat digunakan sebagai selingan ketika suasana sudah jenuh dan membosankan.Tak dapat dipungkiri bahwa suasana yang penuh relaksasi akan mengembalikan sikap mental yang telah mengendor, kembali bersemangat.. Kunci keberhasilan sebuah pembelajaran, pelatihan, semiloka atau sejenisnya, bila permainan penyegar suasana telah disiapkan


    FUNGSI PERMAINAN SEBAGAI PEMECAH KEBEKUAN [ICE BREAKER]
    Sering kali muncul suasana beku ketika dalam kegiatan yang membutuhkan konsentrasi besar, seperti kegiatan belajar, pelatihan, atau perkenalan anggota baru. Hal ini dapat disebabkan karena keteganggan. Bahkan “bab mood” dapat juga bisa merusak suasana yang pada awalnya kondusif. Permainan harus

    Wednesday, March 12, 2008

    CATATAN RINGKAS PEMBELAJARAN USIA DINI


    Menurut :Carolyn Triyon & Jw Lilienthal
    • Berkembang menjadi pribadi yang mandiri
    • Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang
    • Belajar bergaul
    • Mengembangkan pengendalian diri
    • Belajar bermacam-macam peran dalam masyarakat.
    • Belajar mengenal tubuh
    • Mengenal lingkungan fisik dan mengendalikannya
    • Menguasai kata-kata baru
    • Mengambangkan perasaan positif

    APA ITU DIKDAKTIK
    Johan Amos Comenius seorang orang yang
    dilahirkan di Cekoslowakia [1657], menyusun ilmu tentang mendidik dalam bahasa latin Didactica Magna yang artinya “ilmu mengajar
    Didaskoo: ARTINYA “SAYA MENGAJAR”

    Azas mendidik:
    Agar seorang guru ataupun calon guru
    dapat mengajar dengan baik,
    dan dapat dipertanggung jawabkan
    Secara didaktik dan metodik
    Harus disandarkan pada azas mendidik

    9 AZAS:
    • Azas perhatian terpusat
    • Azas aktivitas
    • Azas apersepsi
    • Azas peragaan
    • Azas pengulangan
    • Azas korelasi/integrasi
    • Azas invidualisasi
    • Azas sosialisasi
    • Azas evaluasi

    Kaitan PKB dengan Metode
    Cara kerja yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan suatu kegiatan sehingga dapat mencapai suatu tujuan

    PERINGATN KETIKA MEMILIH METODE:

    Setiap metode memiliki bergai jenis dan fungsi
    • Tingkat kematangan anak yang bervariasi
    • Lingkungan anak yang agak berbeda
    • Fasilitas yang berbeda
    • Pribadi dan kemampuan profesi yang berbeda
    JENIS METODE:
    • Informatif
    • Partisipatif
    • Partisipasi Eksperensial
    • Eksperensial
    • Evaluasi
    Informatif:
    Metode ini digunakan menyampaikan informasi yang bersifat monolog dan satu arah [one way traffic]
    • Metode ceramah [lecture method]
    • Bacaan terarah [directed reading]
    • Diskusi panel [panel discussion]
    • Simposium [symposium]
    • Bercerita [story telling]
    Partisipatif:
    Metode ini digunakan menyampaikan materi melalui pendekatan partisipatif dengan melibatkan para peserta
    • Pernyataan [Statement]
    • Pengumpulan gagasan [Brainstorming]
    • Audio visual
    • Diskusi kelompok [group discussion]
    • Bercakap-cakap [buzz group]
    • Forum
    Gunakan:
    • Kuiz [quiz]
    • Studi kasus [case study]
    • Peristiwa [accident]
    • Peragaan peran [role play]
    Partisipati Eksperensial
    Metode ini digunakan menyampaikan materi melalui pendekatan partisipatif sekaligus ekperensial
    • Pertemuan [meeting]
    • Latihan simulasi [simulation exercise]
    • Demonstrasi [demonstration]
    Eksperensial:
    Metode yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung/nyata
    • Ungkapan kreatif [creative expression]
    • Belajar berjalan buta[blind walk]
    • Lokakarya [workshop]
    Gunakan:
    • Penugasan [Assigment in installment]
    • Kunjungan lapangan [field visit]
    • Kerja proyek [project work]
    • Tinggal di tempat [field placement]
    Evaluasi:
    Digunakan untuk mengevaluasi antara tujuan diharapkan dan yang dicapai
    [Usia dini tak kenal ujian tulis]

    METODE UNTUK USIA TK & KELOMPOK BERMAIN:
    • Bercerita
    • Bercakap-cakap
    • Diskusi
    • Tanya jawab
    • Mengucap syair
    • Dramatisasi
    • Pemberian tugas
    • Praktik langsung
    • Demonstrasi dan percobaan
    • pantomin
    • Bermain
    • Proyek/kerja kelompok
    • Gerak lagu
    • Senam
    • Menari
    • Permainan musik
    • Aktraktif

    Tuesday, March 11, 2008

    PROGRAM KEGIATAN BELAJAR TAMAN KANAK-KANAK

    Program Kegiatan Belajar [PKB], merupakan bintang pengarah agar suatu yang menjadi tujuan pembelajaran akan mencapai nilai EER- Efektif Efisien dan Rasional. Oleh keran setiap Guru harus memahami secara mendalam, serta selalu mencarai wacana cerdas dalam melakukan inovasi yang memilki daya suai.
    Depo kali ini menyediakan terminologi ringkas, terkait PKB. Depo menyediakan pula bahan tayang yang dapat digunakan dalam diskusi antar sejawat. Silahkan klik. „PKB
    PENGERTIAN
    Seperangkat pedoman kegiatan belajar yang direncanakan untuk dapat dilaksanakan dalam rangka menyiapkan/ meletakkan dasar-dasar pendidikan bagi pengembangan pembentukan perilaku dan pengembangan pembentukan perilaku kemampuan dasar yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak
    FUNGSI:
    Mengembangkan seluruh kemampuan yang dimilki anak usia 4-6 tahun dengan tahap perkembangannya
    Memperkenalkan anak pada lingkungan di luar rumahnya agar dapat menyesuaiakan diri dengan dunia sekitarnya
    Mengembangkan sosialisasi anak, agar dapat bergaul dengan teman sebaya orang dewasa lain selain orang tuanya serta orang-orang lain di luar rumahnya.
    Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak. Hal ini diperlukan anak agar dapat hidup secara sehat, baik sehat lahir maupun batin dan sesuai dengan norma-norma yang baik di masyarakat.
    Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya dengan memberikan bentuk kegiatan belajar yang sesuai dengan dunia anak. Yaitu bermain, maka belajar tidak terasa beban bagi anak. Hal ini akan menimbulkan kegembiraan dalam belajar untuk jenjang sekolah berikutnya

    TUJUAN UMUM:
    Membentuk manusia Pancasila sejati, yang bertaqwa kepada Tuhan YME, yang cakap, sehat dan terampil, serta bertanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat dan negara
    TUJUAN KHUSUS:

    • Memberikan kesempatan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah dan rokhaniahnya dan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya secara optimal, sebagai individu yang khas

    • Memberi bimbingan yang seksama agar anak memiliki sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang baik, sehingga diterima masyarakatnya

    • Mencapai kematangan mental dan fisik yang dibutuhkannya untuk dapat melanjutkan pelajaran di SD

    HAKIKAT TK[menurut kurikulum TK 68]



    • Mengembangkan semua aspek-aspek perkembangan dan pertumbuhan anak, sebagai individu yang khas

    • Memupuk sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti yang dimiliki orang dewasa yang dicita-citakan

    • Memupuk kemampuan-kemampuan dasar yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut.

    DASAR KURIKULUM:


    Dasar filosofis
    Dasar psikologis
    Dasar sosiologis
    Dasar organisatoris

    DASAR FILOSOFIS
    Pancasila ditanamkan dengan cara dan bahan kegiatan sesuai dengan usia anak.
    DASAR PSIKOLOGIS
    Anak TK merupakan anak yang paling muda usianya dan mereka adalah anak yang peka terhadap kesan-kesan [pengalaman-pengalaman] dari lingkungannya baik pengalaman yang disadarinya atau tidak. Tekanan pada kejiwaan anak akan menimbulkan kerugian yang dapat dialami dalam hidupnya

    DASAR SOSIOLOGIS:
    Memupuk sifat-sifat kebiasaan baik yang ada di masyarakat. oleh karenannya kegiatan


    serta bahan kegiatan ditujukan untuk pengenalan alam sekitarnya dan pemupukan cinta kasih terhadap alam, dimulai dari lingkungan terdekat sampai kepada lingkungan yang lebih jauh
    DASAR ORGANISATORIS


    Bahan kegiatan disampaikan dalam kesatuan yang bulat, antara bahan satu dengan yang lain berhubungan
    Penentuan bahan kegiatan sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
    Penyajian kegiatan diusahakan agar seluruh aspek perkembangan anak mendapat rangsangan untuk berkembang

    GARIS BESAR KEGIATAN 1968
    Bidang Penerapan Pancasila
    Bidang pendidikan bahasa
    Bidang Alam sekitar
    Bidang Pendidikan jasmani
    Bidang ungkapan kreatif/kesenian
    Sosial medis
    Bidang pendidikan skolastik

    HAKIKAT:



    • Pusat perkembangan kepribadian anak [ Child development centre]

    • Pusat kesejahteraan anak [Child welfare centre]

    • Serangkain usaha untuk membantu ibu [keluarga] memenuhi kebutuhan jasmani dan rokhani anak yang diperlukan bagi perkembangan kepribadiannya.

    • Memberikan pembinaan kesejahteraan anak yang diperlukan anak dalam masa mudanya untuk mencegah timbulnya akibat yang negatif dikemudian hari

    • Memberikan pendidikan pendahuluan untuk mempersiapkan anak mencapai kematangan dalam bentuk kesiapan fisik, sosial dan mental untuk dapat mengikuti pelajaran di SD kelak

    PRINSIP YANG MELATARI
    Prinsip fleksibiitas
    Prinsip efektifitas dan effesiensi
    Prinsip berorientasi pada tujuan
    Prinsip komunikasi
    Prinsip pendidikan seumur hidup
    Prinsip kontinuitas
    Prinsip Pendidikan semur hidup

    KURIKULUM 1984
    Alasan yang melatari lahirnya kurikulum:
    Perlunya penilaian kembali dan perbaikan kurikulum secara menyeluruh melalui pendekatan pengembangan pada pilihan kemampuan dasar harus dimiliki siswa, penyatuan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik serta penyesuaian antara tujuan dan program dengan perkembangan masyarakat pembangunan, ilmu dan teknologi

    KOMPONEN PROGRAM KEGIATAN BELAJAR 1994
    Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari di TK, yang meliputi Moral Pancasila, Agama, Disiplin, Perasaan/emosi, dan Kemampuan bermasyarakat
    Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru yang meliputi kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta , ketrampilan dan asmani
    KARAKTER PKB:
    Perkembangan secara simultan



    • Integrasi

    • Emergence

    • Responsif

    • Bermain sambil belajar

    • Prinsip perkembangan

    • Penilaian bermakna

    INTEGRASI:
    • Kegiatan belajar direncanakan dan dilaksanakan dalam bentuk kesatuan yang utuh.
    EMERGENCE:
    • Program mempertimbangkan hal-hal yang sifatnya kontekstual, seperti peristiwa penting atau kejadian tiba-tiba [insidentil]
    RESPONSIF
    Program harus tanggap atau merespon terhadap hal-hal yang sangat berarti [bermakna]
    BERMAIN SAMBIL BELAJAR:
    Kegiatan bermain dijadikan media pembelajaran,. Kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dicapai oleh anak dilakukan dalam kegiatan atau konteks bermain.
    PRINSIP PEMGEMBANGAN
    Perkembangan anak dicapai karena adanya kematangan [maturation] dan belajar. Perkembangan anak masing-masing berbeda implikasinya dalam bentuk pelayanan individual
    PENILIAN BERMAKNA:
    Penilaian harus memiliki arti bagi anak, orang tua, guru dan[ihak lain yang berkepentingan [stakeholder]

    Monday, March 10, 2008

    INDIKATOR ANAK BERBAKAT:



    • CIRI MOTIVASI:
      n Tekun menghadapi tugas
      n Ulet menghadapi kesulitan
      n Tak memerlukan dorongan eksternal
      n Ingin mendalam bahan/bidang pengetahuan
      n Menunjukkan minat terhadap macam-macam
      CIRI KREATIVITAS:
      n Dorongan ingin tahu besar
      n Sering membuat pertanyaan yg bagus/gagasan bagus
      n Menonjol dalam bidang seni
      n Senang keindahan
      n Bebas bila menyatakan pendapat
      n Daya imaginasi kuat
      n Rasa humor tinggi
      n Senang mencoba hal-hal yang baru
      n Keaslian[orsinalitas] tinggi
      n Kemampuan mengembangkan atau memerinci gagasan [elaborasi]
      n Tidak mudah dipengaruhi orang lain

      CIRI INTELEKTUAL:
      n Perbendaharaan kata luas
      n Ingatan baik
      n Penalaran tajam [berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab akibat]
      n Ungkapan diri lancar
      n Pengamat yang cermat
      n Daya abstraksi tinggi
      CIPTAKAN ANAK BERBAKAT
      Ø ROLE MODEL
      Ø MUTUAL RESPECT

      Role Model:
      n Menghargai dan menerima diri
      n Mengembangkan minat dan kekuatan
      n Menghargai upaya yang dilakukan anak
      n Selalu mempunyai pandangan positif
      n Menyuburkan rasa humor
      Mutual Respect:
      n Tunjukkan cinta dan penghargaan
      n Hargai keunikkan anak
      n Dukung minat anak
      n Bantu anak untuk kontrol diri
      n Ajak anak supaya jangan takut melakukan kesalahan
      n Tunjukkan bahwa kita respek

      9 CARA KEMBANGKAN POLA ASUH OTORITATIF :
    • Menciptakan lingkungan belajar yang bebas stres
    • Dukungan fasilitas yang memberi banyak pilihan dalam mencipta
    • Menerima ide “ajaib”
    • Mendorong penggunaan solusi kreatif
    • Beri waktu cukup
    • Beri stimulan kongkret
    • Waspadai penghambat kreativitas
    • Mendorong penggunaan solusi kreatif
    • Beri aneka pandangan kedepankan proses, bukan produkWaspadai penghambat kreativitas

    JIKA ANAK FRUSTRASI:

    • Pahami Gejala Awal
    • Anjurkan istirahat
    • Amati hal yang menenangkan dan memicu kemarahan
    • Buat peraturan

    7 Kebutuhan:

    • dihargai
    • rasa aman
    • diterima
    • dicintai dan mencintai
    • disiplin
    • kehidupan spiritual
      dipuji

    PENDIDIKAN PRESEKOLAH DAN TERMINOLOGINYA:


    Ada kecenderungan yang salah, namun saat ini menjadi berkembang dan terlanjur pula menjadi proses pembenaran. Kenderungan salah itu, menganggap bahwa Prasekolah sama dengan sekolah. Sebenarnya prasekolah adalah wilayah non sekolastik, sehingga anak-anak harus dibebaskan dari beban yang bertajuk sekolastik.
    Berikut berbagai kecenderungan yang terjadi di masyarakat
    • Mencari Taman kanak-kanak yang terdapat pelajaran bahasa asing
    • Taman kanak-kanak yang baik serinmg memberi PR pada anak didiknya.

    Inilah fenomena yang terjadi. Jika Taman Kanak-kanak tidak merepons kecenderungan ini justru berakibat gulung tikar. Tidak seorangpun menjatuhkan pilihannya pada Taman Kanak-kanak tersebut.
    Inilah pusaran hebat yang terjadi, sehingga pada usia dini anak-anak sering terbebani oleh masalah-masalah sekolastik. Anak anak tercerabut dari „alamnya“ , teralienasi dari „dunianya“, hanya menjadi boneka hidup dari nafsu orang tuanya.
    Saat tertentu anak usia dini dijadikan ukuran, dilombakan/diadu, untuk memenuhi keinginan orang tua. Inilah kesan Depo melihat fenomena yang terjadi, dan mencoba mengkabarkan terminologi terkait usia dini, dalam tajuk „PENDIDIKAN PRESEKOLAH DAN TERMINOLOGINYA“
    Menurut “The National Association For The Education of Young Children”
    o Early Childhood [anak masa awal]
    o Early Childhood Setting [tatanan masa awal sekolah]
    o Early Childhood Education [pendidikan awal masa anak-anak]
    ISTILAH LAIN PENDIDIKAN PRASEKOLAH
    o Nursery School
    o Preschool
    Menurut:
    UU Nomor. 2Tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 Ayat 1
    o ……………………….”adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan ketrampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin”
    UU Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28



    • Pendidikan usia dini diselengarakan sebelum jenjang pendidikan dasar (1)

    • Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal (2)

    • Pendidikan usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain[KB], Taman Penitipan Anak [TPA],Raudatul Athfal[RA] atau bentuk lan yang sederajat (4)

    • Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan (5)

    DEKLARASI PBB TENTANG HAK ANAK



    • Memperoleh kasih sayang

    • Mendapatkan gizi dan perawatan kesehatan

    • Mendapatkan kesempatan berbain dan berkreasi

    • Mempunyai nama dan kebangsaan

    • Mendapatkan perawatan khusus bila cacat

    • Belajar menjadi warga negara yang berharga

    • Hak untuk hidup dalam kedamaian dan persaudaraan

    Kurikulum TK...
    Seluruh usaha/kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya belajar, baik di dalam maupun diluar kelas anak tidak terbatas belajar dari apa yang diberikan di sekolah saja. Seluruh pengembangan aspek seseorang dijangkau dalam kurikulum ini, baik aspek fisik intelektual, sosial maupun emosional

    ALATERNATIH PROGRAM PRASEK:



    1. Day Care [penitipan anak]

    2. Head Start

    3. Hippy

    4. Kindergaten [Taman Kanak-kanak]

    Day Care
    Tempat penitipan anak , yakni sarana untuk mengasuh anak sementara orang tuanya bekerja
    Head Start
    Suatu program simulasi dini terhadap anak minoritas dan yang kurang mampu di Amerika Serikat , tujuannya adalah untuk memerangi kemiskinan
    The Home Instruction Programme for Pre School Younger
    Program dirancang untuk membantu anak prasekolah agar kelak menjadi anak yang lebih tanggung jawab, tanggap dan siap ke wilayah skolastik
    Proyecto Familia—Program pra sekolah yang dilakukan di Venesuela-
    Meningkatkan perkembangan kecerdasan sejak anak lahir sampai 6 tahun melalui program pendidikan informal yang diberikan kepada Ibu, selain itu dilakukan melalui media

    HAKIKAT TK:
    Taman kanak-kanak memberi kemungkinan kepada anak didiknya untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangannya; memupuk sifat dan kebiasaan yang baik, menurut falsafah bangsa Indonesia; memupuk kemampuan dasar yang diperlukan untuk belajar pada kelas selanjutnya

    TUJUAN UMUM TK:
    Membentuk manusia Pancasila sejati, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang cakap, sehat dan terampil, serta bertanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat dan negara
    TUJUAN KHUSU TK:



    • Memberi kesempatan untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologi serta mengembangkan potesinya secara optimal

    • Memberi bimbingan yang seksama agar memiliki kebiasaan yang baik untuk diterima masyarakat

    • Mencapai kematangan mental menuju ker Skolatik

    ANAK PRASEKOLAH BERMAIN:
    Bentuk Bermain:



    • Sosial

    • Dengan benda

    • Sosio dramatis

    Derajat Partisipasi Bermain



    • Soliter

    • onlooker

    • Pararel

    • Asosiatif

    • Kooperaif

    ASOSIATIF:
    Tahapan dalam kegiatan bermain di mana anak bermain bersama teman, tetapi tanpa adanya suatu organisasi
    SOSIO DRAMATIK:
    Model bermain bercirikan imitasi, pura-pura, menirukan gerakan, melakukan komunikasi verbal dimana sejumlah anak melakukan kegiatan bermain, dimana masing-masing /menerima peran yang diberikan kelompoknya [by design]
    PARAREL:
    Suatu tahapan dalam kegiatan bermain, di mana beberapa anak bermain dengan materi yang sama, tetapi masing-masing anak bekerja sendiri-sendiri
    SOLITER
    Tahapan bermain di mana anak tidak memperhatikan apa yang dilakukan anak yang bermain didekatnya
    PAIRED GROUP:
    Pengelmpokan secara berpasangan, di mana anak bekerja sama sejenak dengan anak lain, keduanya belajar bantu membantu
    AUTO EDUCATION:
    Kemampuan anak unuk mengorganisasikan pemikiran sendiri apabila dikaitkan dengan kegiatan tertentu
    OPENING GROUPING:
    Pengelompokan kegiatan belajar mengajar di TK berdasarkan minat
    Jika ingin bahan tayang Klik. "PRASEK"

    CATATAN TENTANG BERMAIN


    Adigium yang acap kali digunakan dalam pembelajaran anak usia dini adalah:
    “Bermain Sambil Belajar “
    Kaidah bermain haruslah menjadi titik bahas khusus, karena setiap permainan tidak selalu berkonsekuensi pada pemebelajaran, ada kemungkinan permaianan justru membuat habit jelek pada diri anak.
    Depo kali ini berhasil mengkoleksi beberapa terminology yang dapat digunakan oleh seorang-orang yang aktif pada ranah pembinaan anak usia dini terkait dengan perimainan.
    Ciri-ciri bermain:

    • Memiliki kualitas pura-pura
    • Memiliki motivasi intrinsic
    • Lebih menekankan proses di banding hasil akhir
    • Bebas memilih
    • Diwarnai emosi positif

    Tujuh syarat bermain:

    1. Harus mengembangkan seluruh aspek anak
    2. Seimbang antara bermain out door- indoor
    3. Mainan tak membedakan jenis kelamin
    4. Sesuai dengan usia
    5. Ruang aman dan nyaman
    6. Mainan harus aman
    7. Ada orang tua yang terlibat

    Mainan harus aman

    • Tak boleh ada bagian yang mudah tertelan
    • Tak tajam dan berujung runcing
    • Catnya tak beracun [non toksin]
    • Tak menjepit
    • Tak menimbulkan api

    Ragam stimulasi yang diharapkan dari mainan


    • Stimulasi Fisik
    • Stimulasi Kognisi
    • Stimulasi Motorik
    • Stimulasi Sosial
    • Stimulasi Emosi

    Manfaat jika anak bermain balok:


    • Motorik halus anak makin terlatih
    • Daya imajinasi makin berkembang
    • Mengenal konsep warna, bentuk, dan tekstur, juga konsep besar-kecil, atas bawah
    • Memahami konsep keteraturan/urutan
    • Melatih kesabaran anak

    Manfaat jika anak bermain puzzle :
    Anak yang kemampuan visualnya tinggi, bisa dengan mudah menyusun potongan-potongan puzzle menjadi gambar yang utuh

    Manfaat jika anak Meronce

    • Mengembangkan ketrampilan motorik halus
    • Melatih konsentrasi
    • Belajar mengelompokkan bentuk, warna dan Jenis
    • Mengasah kreativitas dengan kemampuan mengkombinasi

    Manfaat jika anak bermain “ Bentuk dan Warna“
    Memperkenalkan berbagai bentuk akan mempermudah anak untuk memahami lingkungannya. Misal : “nak tolong ambilkan gelas di atas meja bundar di kamar Ibu
    Ingin bahan tayang klik PERMAINAN

    Thursday, February 28, 2008

    HAKIKAT PLAYGROUP

    Playgroup, istilah lebih dikenal akrab dengan “Taman Bermain”, di sinilah sekolompok anak-anak kecil beraktivitas. Depo kami yang berkutat pada masalah ini mengkabarkan bahwa saat ini ada kecenderungan bahwa orang tua di Indonesia, telah mengalami perubahan pola pikir terhadap asuhan anak. Dahulu seorang Ibu hampir dipastikan mendapat peran asuh sentral, kali ini telah berubah, hampir semua Ibu saat ini masuk keranah „karier“. Dengan kecenderungan inilah anak harus mendapatkan suatu perhatian, utamanya yang terkait dengan pengasuhannya ketika ditinggal kedua orangtuanya bekerja. Secara sosiologis anak pasti menjadi anak masyarakat, masyarakat akan mengasuhnya. Negara serta merta pasti menjaganya, karena anak-anak kelak adalah pewaris bangsa. Solusi arif harus lahir, maka ketika anak belum memasuki usia sekolah Playgroup adalah salah satu jawabannya.
    Depa mengkabarkan apa dan mengapa Play Gorup.
    PLAYGROUP
    “ a group of small children, esp. preschoolers, organized for play or play activities and supervised by adult volunteers”
    [Merupakan sebuah kelompok anak-anak kecil, terutama yang diorganisir untuk bermain atau melakukan aktivitas bermain dan merasa diawasi oleh orang dewasa atau sukarelawan]
    ENAM BELAS HAKIKAT BERMAIN[Frank dan theresia Caplan]
    •Membantu pertumbuhan anak
    •Merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
    •Memberikan kebebasan anak untuk bertindak
    •Memberikan dunia khayal yang disukai anak
    •Mempunyai unsur berpetualang di dalamnya
    •Meletakkan dasar pengembangan bahasa
    •Mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan antar pribadi.
    •Memberikan kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
    •Memperluas minat dan pemusatan perhatian
    •Merupakan cara uuntuk menyelidiki sesuatu
    •Merupakan cara aneka mempelajari peran orang dewasa
    •Merupakan cara dinamis untuk belajar
    •Menjernihkan pemikiran anak
    •Dapat distruktur secara akademis
    •Merupakan kekuatan hidup
    •Merupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup
    IDEALISASI YANG DIHARAPKAN
    Ø Menjernihkan pemikiran anak
    Ø Dapat distruktur secara akademis
    Ø Merupakan kekuatan hidup
    Ø Merupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup
    Depo menyediakan pengunjungnya untuk memiliki bahan tayang dalam format Power Point, Silakan Klik “HAKIKAT PLAY GROUP

    ALAT PERMAINAN EDUKASI

    Proses belajar yang terjadi pada anak usia dini merupakan pengalaman yang di koleksi dengan kondisi menyenangkan. Permainan adalah wahana yang paling cocok dan merupakan sarana paling afektif dalam mentransfer pengalaman-pengalaman tersebut. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua permainan akan mampu memberikan pengalaman yang bermanfaat, dalam arti permainan yang mendidik.
    Dalam ranah pembelajaran anak usia dini dikenal dengan istilah APE [Alat Permainan Edukatif].
    Apakah APE itu?
    Sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern, konvensional, tradisional
    Bagaimana Kriteria APE yang baik?
    APE yang baik adalah yang dapat mengembangkan totalias kepribadian anak, bukan karena kejenakaan atau kebagusannya. Jika memungkinkan, gunakan alat-alat yang terbuat dari bahan yang mudah dan mudah diperoleh
    Ingin tahu lebih dalam ?, Warung kami menyediakan bahan tayang dalam Power Point yang dapat anda download, Klik"APE"

    Sunday, February 17, 2008

    KISAH AWAL

    KISAH AWAL TERBANGUNNYA BLOG "DEPO USIA DINI"
    Betapa pentingnya memberikan dasar kepada anak usia dini, saat ini dunia telah menyapanya, berkesadaran usia dini telah terbangun. Setiap manusia tanpa melihat dimana saat ini dia berada telah sadar dan disadarkan oleh berbagai fenomena, bahwa memberikan nilai yang berharga untuk kemaslahatan manusia, jika kita mampu memberikan pemicu potensi anak sejak dia masih usia belia [usia dini].
    Serta merta dunia menyambutnya, kini menjadi hal yang wajar, tidak ada lorong-lorong dunia menjadi cerah tanpa kesediaan manusia, membangun generasinya.
    Kini telah menjadi kenyataan, dan mungkin akan menjadi pusaran yang dahsyat, ketika dunia secara arif bersikap.
    Berita menggemparkan baru saja merasuk semua telinga manusia di belahan bumi ini, ketika terdengan beberapa kepulauan tenggalam. Kepulauan disekitar Tavalu tenggelam, berita tertuju pada perilaku manusia, bahwa manusialah yang meneggelamkan kepulauan itu. Barangkali karena ulah manusia, sehingga melakukan ekplorasi terhadap alamnya, dan alam memberikankan sambutan. Ozon sekali lagi ozon, memberikan kunci pada alam ini merespon. Panas Bumi yang tak terkendali dan mengkondisi cairnya bongkahan es di kutub, hasil akhirnya adalah proyek besar penenggalaman pulau-pulau. Ini tentunya bukan sebuah ratapan, tapi fenomena yang perlu pengentasan.

    Saat-saat baik kita nantikan, kalau kita tidak ingin tenggelam bersama kepulauan itu. Jawaban singkat terarah kepda budi baik manusia, ketika langkahnya diarahkan kepada pendidikan, yakni pendidikan kepada anak manusia ketika usia belia.

    Depo ini mencoba, dengan keterbatasanya untuk menyisipkan waktunya, ke dalam cermatan "pendidikan usia dini".
    Ruang gerak inti, adalah memberikan informasi kepada khalayak berkaitan dengan buku-buku. Hingga saat ini depo telah mengkoleksi buku-buku terbitan Indonesia berkaitan dengan usia dini, dan telah mencapai sekitar 400 buku. Inilah modal awalnya.
    Tentunya Depo ini tidak ingin mencundangi penerbitnya, maka kami akan mengupas secara pantas apa yang ada dalam buku kendatipun singkat.
    Tujuan utama dari ruang gerak inti, adalah membangun minat baca, serta memberikan penghargaan kepada penulis, sekaligus penerbitnya. Sehingga bersemailah gugusan minat baca bangsa, utamanya pada ranah pendidikan usia dini.
    Depo ini mempersilakan siapa saja untuk singgah, namun akan menjadi harapan kami yang mulia, ketika para pendidik masuk dalam pusaran ini.

    Depo akan memberikan gratis tayangan powerpoint, dan dapat "di download", tayangan-tayangan dikemas tanpa "security" apapun, dengan harapan setiap file dapat di update sesuai dengan keinginan.
    Depo berkeyakinan untuk para dosen PGTK, ataupun Guru-Guru TK, Pengasuh TK dan Pengasuh Play Gruop akan memperoleh manfaat dari blog ini.