Google

Thursday, July 11, 2013

Di Balik Dahsyatnya Pembelajaran Motorik Anak Usia Dini

Di Balik Dahsyatnya Pembelajaran Motorik Anak Usia Dini 
djoko adi Walujo
  Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur”
BATU : 13 MEI  2013

PENGANTAR



         Sesuatu yang naif jika banyak orang melihat anak-anak sedang bermain-main, hanya dipandang sebagai kegiatan yang buang-buang waktu. Kadang orang tua cenderung melarangnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bermain itu tidak mendidik. Sesungguhnya ketika anak-anak sedang bermain, berlarian, berteriak, menyanyi dengan senang hati, seluruh organ tumbuh secara sinergi digerakkan. Pada saat yang sama terstimuli dalam tubuhnya untuk berkembang. Akhirnya terajut secara bersama antara yang ada di benak anak-anak dengan gerak yang dilakukan. Gerakan anak ini orang sering menyebutnya dengan istilah motorik. Ketika hal ini berlangsung secara terus menerus akan memungkinkan anak tumbuh sehat, karena perpaduan antara apa yang dipikirkan dan apa yang digerakan (motoriknya) memberikan efek dahsyat berupa, kesadaran akan eksistensi diri, dan hidup itu sesuguhnya bagian dari lingkungan. Kemandirian anak akan tumbuh, tapi kemandirian yang dibarengi  dengan sebuah kesadaran, bahwa manusia itu saling ketergantungan (interdependensi). Sisilain juga terdapat multi manfaat antara lain, manfaat psikologis dari keadaan tak berdaya menuju berdaya, dari kurang percaya diri menjadi percaya diri.

       Percaya diri (self confidence) adalah kunci utama manusia berkembang dan maraih prestasi dalam kehidupan kini dan esok.



BERBAGAI PENDAPAT TENTANG PEREKEMBANGAN MOTORIK
Banyak pola pikir yang dapat diacu dalam mencemarti  perkembangan motorik, mulai dari Khulen, Thomson hingga Petterson.
Dari semua pemikiran ini berharap bahwa pembelajaran motorik merupakan sebuah keharusan.
Tubuh manusia merupakan system organ yang komplek dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi. Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996)
During middle childhood, the body and brain undergo important growth changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these biological developments.
Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia sebelumnya.
The period of middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free from desease. The average child suffers fewer bouts of illness than during the years before school entry, and the risk of death for a contemporary Australian or New Zealand child is lower than at any earlier or later period during the life span. (Petterson, 1996)
Perkembangan fisik sangat berkorelasi dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, melompat, naik turung tangga dan sebagainya.


Sedangkan motorik halus adalah gerak yang menfungsikan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang men-drive atau mengendalikan setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matang perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot mengondisi berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak didiskripsikan sebagai berikut:
  1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga, menendang.
  2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002)

ORASI ILMIAH: MENANAMKAN KESADARAN LINGKUNGAN SEJAK USIA DINI - Djoko Adi Walujo



ORASI ILMIAH 
MENANAMKAN KESADARAN LINGKUNGAN SEJAK USIA DINI
Oleh Djoko Adi Walujo 
VERBA MOVENT, EXEMPLA MANENT
Kata-kata dan orasi hanya bersifat sementara
Tapi hanya keteladanan yang sempurna
Abadi dan melegenda

      Ketika almamater memanggil seorang keluarga civitas akademika untuk orasi ilmiah, apalagi dalam sidang senat terbuka, adalah kesempatan yang sangat mulia nan berharga. Hal ini adalah kesempatan  dan harapan yang tak terencanakan. Oleh karena itu kesempatan yang terhormat dan penuh kebahagiaan ini, perkenankanlah  saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atas kepercayaan yang serta merta diberikan kepada saya. Terima kasih alamamater dan viva academika.
      
       Hadirin yang mulia nan budiman,
Kita baru saja dikejutkan oleh berbagai pemberitaan disemua lini media, yang mewartakan sebuah kejadian yang sangat ekstra, yakni banjir yang melanda berbagai kota  di negara Eropa. Kita mengenal Praha sebuah kota tua yang terletak di negara Cekoslowakia. Di kota ini banyak situs-situs sejarah, yang saat ini dikawatirkan digenangi air, serta ditakutkan akan menghapus sejarah yang bernilai seni tinggi serta berusia tua dengan berbagai ke-uniqannya. Bahkan terdengar kabar di kota ini telah melakukan evakuasi ribuan penghuninya. Sungguh merupakan fenomena yang takterduga sebelumnya, karena ketika seorang-orang menyebut nama kota-kota di Eropa, selalu dikaitkan dengan sebuah anggapan bahwa  kota-kota  itu telah melampaui sebuah perencanaan yang matang  dengan berjuta pertimbangan. Namun anggapan itu terpatahkan, karena banjir bandang hadir sebagai tamu yang tak diundang.

    Hadirin yang terpelajar dan penuh kebagaiaan.
Fenomena diatas, seakan mempertanyakan pola hubungan manusia dengan alam sekitarnya, pola hubungan yang semua nampak serasi, kini diambang saling bernegasi. Tentu ada yang perlu dibenahi, tentu ada yang perlu ditinjau kembali. Pola hubungan seharusnya berdimensi “mutual inklusi” mendadak berubah menjadi hubungan yang “mutual eklusi” yang saling meniadakan. Pola hubungan ini harus dirajut kembali, ditata dalam ruang resiprokal atau saling memberi makna, atau dironce kembali dalam kaidah interdependensi, yakni sebuah kaidah yang menyatakan bahwa alam dan manusia saling ketergantungan.
      Pola hubungan yang kurang serasi dan miskin harmoni ini, akan berdampak lanjut yakni hilangnya kedua entitas, alam membawa kerusakan dan kepunahan, dan manusia  kehilangan warisan budi daya yang telah lama dimilikinya.

Hadirin yang mulia hati dan penuh budi,
         Manusia dengan kedasarannya, setelah melihat dan mengalami langsung berbagai derita akibat bencana,  lalu menyandarkan dirinya pada kemampuan fikirnya, mengolah pengamatan, berlanjut analisa dan berarhir pada sebuah simpulan,  bahwa ternyata budaya telah merekam jejak perilaku manusia, sejak lama. Jika budaya diandaikan sebuah rekaman yang kemudian   diputar ulang, akan menjadi tumpuan untuk menatap ke depan. Budaya berkontribusi mengingatkan manusia, sekaligus secara dahsyat akan mampu memperbaiki citra kehidupan. 
         Dalam orasi ini saya ingin menyegarkan ingatan kita semua tentang budaya, bahwa manusia telah melewati tahapan demi tahapan budaya. Perkenankan saya dengan rasa hormat meminjam buah pikir, Van Peursen.
Meroketnya teknologi dan memudarnya budaya.

Saturday, February 16, 2013