Di Balik Dahsyatnya Pembelajaran Motorik Anak Usia Dini
djoko adi Walujo
Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur”
BATU :
13 MEI 2013
PENGANTAR
Sesuatu
yang naif jika banyak orang melihat anak-anak sedang bermain-main, hanya
dipandang sebagai kegiatan yang buang-buang waktu. Kadang orang tua cenderung
melarangnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bermain itu tidak mendidik.
Sesungguhnya ketika anak-anak sedang bermain, berlarian, berteriak, menyanyi
dengan senang hati, seluruh organ tumbuh secara sinergi digerakkan. Pada saat
yang sama terstimuli dalam tubuhnya untuk berkembang. Akhirnya terajut secara
bersama antara yang ada di benak anak-anak dengan gerak yang dilakukan. Gerakan
anak ini orang sering menyebutnya dengan istilah motorik. Ketika hal ini
berlangsung secara terus menerus akan memungkinkan anak tumbuh sehat, karena
perpaduan antara apa yang dipikirkan dan apa yang digerakan (motoriknya)
memberikan efek dahsyat berupa, kesadaran akan eksistensi diri, dan hidup itu
sesuguhnya bagian dari lingkungan. Kemandirian anak akan tumbuh, tapi
kemandirian yang dibarengi dengan sebuah
kesadaran, bahwa manusia itu saling ketergantungan (interdependensi). Sisilain
juga terdapat multi manfaat antara lain, manfaat psikologis dari keadaan tak
berdaya menuju berdaya, dari kurang percaya diri menjadi percaya diri.
Percaya diri
(self confidence) adalah kunci utama manusia berkembang dan maraih prestasi
dalam kehidupan kini dan esok.
BERBAGAI PENDAPAT TENTANG PEREKEMBANGAN MOTORIK
Banyak pola pikir yang dapat diacu
dalam mencemarti perkembangan motorik,
mulai dari Khulen, Thomson hingga Petterson.
Dari semua pemikiran ini berharap bahwa
pembelajaran motorik merupakan sebuah keharusan.
Tubuh manusia
merupakan system organ yang komplek dan sangat mengagumkan.
Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal
(dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang
sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang
mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya
pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang
untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan
jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa
anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996)
During
middle childhood, the body and brain undergo important growth changes, leading
to better motor coordinator, greater strength and more skilfull problem-solving. Health and nutrition play an
important part in these biological developments.
Pada usia ini, kesehatan fisik anak
mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini
menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia sebelumnya.
The period of middle childhood, from
age six to age twelve is, also remarkably free from desease. The average child
suffers fewer bouts of illness than during the years before school entry, and
the risk of death for a contemporary Australian or New Zealand child is lower
than at any earlier or later period during the life span.
(Petterson, 1996)
Perkembangan fisik sangat berkorelasi dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan
perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, melompat, naik turung tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerak yang menfungsikan
otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda
dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan
sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang
dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat
dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang men-drive atau
mengendalikan setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matang perkembangan system syaraf otak yang
mengatur otot mengondisi berkembangnya kompetensi atau
kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak didiskripsikan
sebagai berikut:
- Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga, menendang.
- Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002)